KISAH SEORANG PENGAMEN YANG SUKSES
Kisah
ini menceritakan tentang perjalanan hidup seorang pengamen yang sukses
berawal dari jalanan hingga terkenal dan mampu memberangkatkan haji
kedua orang tuanya.
Abdul
adalah seorang pengamen yang kesehariannya ia habiskan di jalanan, dia
mengamen dari rumah ke rumah,bis ke bis. Hanya demi menghidupi kebutuhan
hidupnya dan orangtuanya. Keluarga Abdul bisa dibilang adalah keluarga
yang sangat miskin. Ayah Abdul hanya bekerja sebagai penarik becak dan
ibunya adalah seorang buruh cuci yang setiap hari menawarkan jasanya
dari rumah ke rumah untuk mencuci pakaian. Penghasilan kedua orangtua
Abdul sangatlah minim. Ayah Abdul yang sehari-hari berprofesi sebagai
penarik becak yang terkadang penghasilannya tak tentu, ketika sedang
banyak penumpang. Ayah abdul bisa mendapat 50000 per-harinya. Tapi
terkadang ketika sedang sepi penumpang, ayah Abdul tidak mendapat uang
sama sekali. Begitupun dengan ibu Abdul yang penghasilannya juga tak
tentu.
Abdul
mulai mengamen di jalan semenjak ia lulus dari bangku SMP. Ia tidak
dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi lagi, Dikarenakan faktor
ekonomi. Jangankan untuk membiayai Abdul sekolah, untuk makan
sehari-hari saja pun terkadang sulit. Maka
dari itu Abdul berhenti sekolah.
dari itu Abdul berhenti sekolah.
Abdul
mengamen bersama teman-temannya sesama pengamen jalanan. Suka duka
telah ia rasakan selama ia menjadi pengamen. Pernah suatu ketika, saat
dia sedang mengamen bersama teman-temannya. Ia didekati oleh 3 orang
yang berbadan besar, yang menghampiri mereka. Bisa dikatakan kedua orang
tersebut adalah preman jalanan.
Ketika itu Abdul dan teman-temannya sedang menghitung uang hasil mengamen di pinggir jalan.
“hei, sedang apa kalian di sini...!!!!!” ucap salah satu preman itu.
“Tidak bang, kami hanya sedang menghitung uang hasil jerih payah kami..” ucap Abdul.
“coba sini saya yang hitung, nanti kalau kamu yang hitung pasti tidak akan benar..” ucap preman
“jangan bang, nanti uang hasil jerih payah kami abang rebut..” ucap Abdul
“apa... kamu menuduh saya!!!!” bentak sang preman.
“tidak bang, saya tidak menuduh tapi???? Jawab Abdul ragu.
“tapi apa!!! Sini aku yang hitung..(si preman mengambil paksa uang Abdul).
“jangan bang..!!” Abdul mencoba mempertahankan uangnya.
Teman-teman
Abdul tidak ada yang berani untuk menghentikan aksi ketiga preman itu.
Karena badan mereka yang besar sehingga teman-teman Abdul takut.
“kalian
semua harus tahu, kalau siapa saja yang mengamen disini harus
menyetorkan uang hasil mengamennya kepada kami...” ucap sang preman.
Akhirnya
preman itu pergi meninggalkan Abdul dan teman-temannya. Abdul pun
pulang kerumah dengan tangan kosong, alias tidak membawa apa-apa.
Dan juga Abdul pulang dengan wajah yang murung dan bersedih. Sesampainya di rumah Abdul langsung masuk ke kamarnya.
Ketika itu kedua orang tua Abdul sedang ada di rumah. Mereka melihat wajah Abdul yang bersedih dan murung.
“Abdul.. kenapa kau nak?? Ucap sang ayah.
“Tidak pak.. hanya sedikit lelah saja” Ucap Abdul.
“pasti ada suatu hal yang membuatmu jadi bersedih?? Ucap ayah
Abdul pun menceritakan peristiwa yang dialaminya ketika sedang mengamen.
“Sebenarnya Abdul hari ini sedang sial pak??
“ sial kenapa??” ucap ayah
“uang hasil mengamen Abdul, di ambil semua oleh para preman jalanan itu pak.”
“Apa....!!! kenapa bisa begitu dul??
“tidak
tahu pak. Kejadian itu sangat cepat. Ketika Abdul sedang menghitung
uang hasil mengamen di jalan. Abdul di hampiri oleh dua Orang preman
yang berbadan besar.. Abdul mencoba melawan tapi mereka terus mengancam.
Teman” Abdul tidak berani pada mereka pak. Akhirnya uang hasil mengamen
Abdul di ambi semua.”
“kasihan sekali kau nak.. ya sudah lain kali hati-hati kalau sedang menghitung uang di jalan.” Ucap sang ayah
Keesokan
harinya Abdulpun kembali melakukan aktivitas yang biasa di lakukannya
sehari-hari, Yaitu mengamen. Disinilah Abdul mulai mengalami hal yang
membuat hidupnya dan orang tuanya menjadi berubah. Waktu itu Abdul
sedang mengamen di perempatan lampu merah. Dia mengamen dari mobil ke
mobil. Ketika ia sedang mengamen di dekat mobil sedan berwarna merah, ia
menyanyikan salah satu lagu dari grup band terkenal di Indonesia.
“misi pak.... (Abdul menyanyi sambil memegang gitarnya)..”
Kaca mobil sedan itupun di buka dan orang dari dalam mobil itupun berkata.
“Hai nak.. siapa namamu??
“nama saya Abdul pak..”
“waah... saya sangat suka sekali dengan suaramu itu nak, suaramu enak sekali untuk di dengar”
“ah... bapak bisa saja” ucap Abdul.
“
benar,, saya tidak bohong. O ya kalau kamu mau besok kamu datang datang
ke kantor saya. Kebetulan saya punya studio rekaman.. dan saya bisa
membuatmu terkenal. Ini kartu nama saya” Ucap orang itu.
“benarkah itu pak??” ucap Abdul
“iya benar, ya sudah besok saya tunggu di kantor.”
Ternyata orang yang didalam mobil sedan itu adalah seorang produser rekaman . yang biasa mengorbitkan artis-artis tanah air.
Keesokan
harinya Abdul pun menuju ke alamat kantor yang di beri oleh orang
tersebut. Sesampainya di kantor, Abdul pun menemui security yang sedang
bekerja.
“permisi pak, numpang tanya?? Ucap Abdul
“ya ada apa de?? Ucap satpam itu.
“mmm.... apakah pak umar ada, pak?? Ucap Abdul
“oo... pak umar. Ada perlu apa ya de?? Ucap satpam.
“mmm.... kemarin saya di kasih alamat ini oleh pak umar, dan dia bilang saya di suruh untuk menemuinya..”
“oh.. ya sudah, tunggu sebentar ya de???
Pak satpam pun memberitahu kepada pak Umar selaku pimpinan perusahaan rekaman itu, bahwa Abdul datang untuk menemuinya.
Beberapa saat kemudian pak Umar pun keluar menemui Abdul.
“Ooo.... Ade ini yang pengamen di perempatan lampu merah itu ya?? Uca pak Umar.
“Iya pak, saya yang kemarin mengamen di mobil bapak.” Ucap Abdul.
“oo..
oh ya langsung saja pada intinya. Saya mengundang kamu kemari karena
saya mau menawari kamu rekaman. Dan saya akan menjadikanmu bintang
besar.” Ucap pak Umar.
“bapak serrriiiuuusss.....???? “ ucap abdul.
“iya lah saya serius, masa’ saya bohong. Apakah kamu mau menerima tawaran saya??? Ucap pak Umar.
“mmm... (abdul berpikir). Oke deh pak saya mau menerima tawaran bapak.
“oke kalau begitu.. kita rekaman sekarang juga.” Ucap pak Umar.
Akhirnya
Abdul pun menjadi seorang bintang yang besar, setelah dia diorbitkan
oleh sang produser. Tawaran demi tawaran untuk menyanyi pun datang silih
berganti. Tak pernah ada habisnya. Baik secara onair maupun offair.
Kedua orang tua Abdul sangatlah senang melihat sang anak menjadi orang
yang sukses. Mereka bangga terhadap Abdul. Begitu juga teman-teman
Abdul, merasa senang kalau sahabat mereka bisa sukses dan terkenal
seperti saat ini. Kehidupan keluarga Abdul pun seketika berubah dengan
drastis. Abdul pun akhirnya bisa memberangkatkan kedua orangtuanya naik
haji dengan uang hasil jerih payahnya sendiri. Dia tidak merasa sombong
dengan apa yang ia peroleh saat ini. Ia berpikir bahwa harta bukanlah
segala-galanya. Menurutnya dengan membuat orang tua bahagia itu adalah
hal yang paling berharga dibandingkan dengan harta.
THE END
http://adityamarcha.blogspot.com/2010/11/kisah-seorang-pengamen.html
http://adityamarcha.blogspot.com/2010/11/kisah-seorang-pengamen.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar